MAPABA 2015

Sebagai sebuah organisasi, yang berhaluan paham ahlussunnah wal jama’ah, PMII senantiasa harus melakukan proses kaderisasi sebagai tongkat estapeta agar PMII tetap survive berkiprah dalam gerakannya dan melestarikan kultural dan paham ahlussunnah wal jamaa’ah sebagai idiologi di PMII. Tanpa melakukakan hal itu semua PMII lambat laun akan lemah yang dikemudian hari akan lenyap dengan sendirinya, karena tidak ada lagi kekuatan yang akan meneruskan PMII. Untuk itu, titik tolak sebuah organisasi akan terus eksis dan berkiparah, ketika organisasi itu melakukan proses kaderisasi.
                   Problematika masa kini (Kemiskinan, Kebodohan, Eksploitasi manusia terhadap manusia, Eksploitasi manusia terhadap alam secara besar-besaran) yang dihadapi masyarakat negara berkembang (miskin) termasuk bangsa Indonesia, bermula dari arogansi dunia barat yang notabena negara maju(kaya) untuk menciptakan peradaban yang lebih maju, beradab daripada sebelumnya, dengan janji kemajuan teknologi, pembangunan dan industrialisasi. Inilah yang disebut westernisasi sebuah cerminan dari baratsentrisme/europosentrisme yang dipaksakan secara ideologi dalam ruang kesadaran masyarakat negara berkembang (miskin), bagi barat peradaban negara berkembang tidak beradab, tidak maju, primitif dan di dominasi teologi. yang menghambat kemajuan harus dirubah melalui semangat modernisasi. Tapi ironisnya modernisasi yang dicanangkan oleh dunia barat dijewantahkan melalui mega-proyek kolonialisme dan imperialism fisik (menurut soekarno nekolin). Setelah gejala tersebut berakhir modernisasi dijewantahkan melalui ideologi, ekonomi, politik, pendidikan dan peradaban. Akhirnya peradaban masyarakat negara berkembang cenderung mempunyai beban psikologi berupa post-ideologi syndrome untuk selalu curiga terhadap segala sesuatu yang berbau barat. Fenomena modernisasi yang dicanangkan oleh negara maju telah menancapkan pengaruhnya secara hegemonik dalam ruang kognitif kesadaran masyarakat negara berkembang. Bagai berjalan diatas dua kaki yang berbeda. Yang satu merupakan simbol ketidaktahuan terhadap tradisi lamanya. Sementara kaki satunya merupakan simbol tersebarnya kebudayaan Barat. Dan telah memposisikan dirinya sebagai ordinat dan yang lain sebagai sub-ordinat dengan menggulirkan ego superior kulturnya melalui gerakan orientalisme yang dibungkus dalam kedok-kedok ilmiah. Sehingga tanpa sadar masyarakat negara berkembang terkooptasi dalam gaya peradaban barat, bahkan merambah ke arah kehidupan sehari-harinya. Kalau hal ini tidak diantisipasi bukan hanya berbahaya terhadap hilangnya kebudayaan dan tradisinya sendiri tapi jugamengancam idealisme masyarakat itu sendiri dan mengancam akan hilangnya peradaban dan kebudayaan masyarakat negara berkembang.
Untuk mengantisipasi fenomena di atas perlu adanya penyadaran kognitif terhadap masyarakat negara berkembang termasuk masyarakat Indonesia melalui pendidikan yang berbasis nasionalis, religius dan idealis yang nantinya diharapkan setiap individu masyarakat negara berkembang terkooptsi kembali dengan tradisi dan kebudayaan lamanya sendiri yang selama ini tidak dihiraukan lagi.
Dalam mewujudkan pendidikan yang berbasis nasionalis, religius dan idealis yang nantinya diharapkan setiap individu masyarakat negara berkembang kembali dengan tradisi dan kebudayaannya sendiri. PMII yang merupakan organisasi ekstra selalu mengadakan proses pengkaderan secara cermat, teliti dan komprehensif yang meliputi, formal, non formal dan informal yang nantinya diharapkan mampu merealisasikan standarisasi kader PMII.
 
Dalam rancang bangun pengkaderan PMII untuk mencapai targetan tersebut maka disusunlah pola kaderisasi formal yang berjenjang yakni MAPABA, PKD (Pelatihan Kader Dasar), dan PKL (Pelatihan Kader Lanjut). Selain itu, proses pengkaderan dalam PMII juga mencakup proses pengkaderan informal dan non formal yang dilakukan dalam keseharian organisasi. PMII dalam perkembangannya dewasa ini seolah diklaim sebagai antek organisasi politik, padahal PMII sendiri adalah organisasi pengkaderan yang tidak terikat dengan organisasi politik apapun. Ruang lingkup pengkaderan PMII mencakup semua bidang antara lain agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, yang kesemuanya menjadi cerminan watak kader PMII. Jadi, klaim tersebut di atas bukanlah kondisi PMII secara utuh.
Maka dengan demikian, sudah sepantasnya PK PMII STAI Al-Azhary Cianjur berusaha melakukan proses pengkaderan tersebut di atas, yaitu Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) sebagai upaya perekrutan anggota baru sejalan dengan mandat PMII yang bukan organisasi saat ini saja melainkan akan selalu berkelanjutan. Yang dalam hal ini lebih menekankan pada karakter seorang anggota dalam rangka proses pembentukan kader ideal dan professional yang dibingkai dengan konsep kultur. Tujuannya adalah menumbuhkan kader berjiwa pemimpin yang arif, bijak, bermoral baik, berkarakter dan berbudaya.
 MAKSUD DAN TUJUAN
o   Membentuk Kader PMII yang berkualitas dalam Segala ranah gerakan.
o   Mampu meningkatkan potensi secara optimal.
o   Peserta MAPABA mampu mengaktualisasikan materi-materi sebagai ruh gerakan.
o   Memberikan penerangan tentang gerakan PMII secara komprehensif.
SUSUNAN PANITIA
MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU (MAPABA)
PENGURUS KOMISARIAT (PK)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDOESIA (PMII)
 STAI AL-AZHARY CIANJUR

Penasehat                     : Mabincab Kab. Cianjur
Penanggung Jawab        : Agus Wahyudi
                                     ( Ketua Umum PC. PMII Kab. Cianjur )
Stering Comite (SC)
Ketua                            : Tedi Sopyan (Ketua Umum PK. PMII STAI Al-Azhary Cianjur)
                                    : Ferdy M Hidayat (Kabid I)
                                    : Ujang Muslim ( Kabid II)
                                    : Siti Latifah ( Kabid III)

Organizing Comite (OC)
Ketua Panitia                 : Dini Octavyani
Sekertaris                     : Ersa Ningsih Setiawati
Bendahara                     : Neng Siti Ulfah

Seksi-seksi

1.       Seksi Acara
Koordinator : Abdullah Baehaki
Anggota        : Siti Nuraeni
Dikdik Hermawan
Weni
Mawadah
Lisna

2.       Seksi Kesekretariatan
Koordinator : Ibrahim Aji
Anggota        : Yazid Nasrulhaq
Winda
Dini Novianti
Sri Fuzi
Rismawati
Amelia


3.       Seksi Konsumsi
Koordinator : Syaniah Rojiah
Anggota        : Linlin Sabiqa Awwalina
Bahjah
Daud Yusuf
Deti
Isna Khoerotun Hisan
Mita Aprianti
Irya
Novi

4.       Seksi Pubdekdok
Koordinator : Dede Udin
Anggota        : Lutfi
Wardah
Asep Ruslan
Misbah
Agustian
M. Ridwan
5.       Seksi Danus
Koordinator : Pengurus Komisariat
   Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
   STAI Al-Azhary Cianjur
   Masa Khidmat 2014-2015

Related Posts:

0 Response to "MAPABA 2015"

Posting Komentar